Minggu, 02 September 2018

Sejarah Naga Raja dan Naga Bumi (Bag- 24)

Sejarah...
Naga Raja dan Naga Bumi (Bag- 24)


Ketiga resi dan masyarakat yang masih tersisa di areal goa Mujarrob, mereka semua langsung menjura hormat kepada Syeikh Sanusi, yang wajahnya laksana Dewa, bercahaya dan sangat berwibawa, mereka terus menerus bersembah diri sambil tiada hentinya berkata:
"Ampunkan kami Dewa Batara Guru............"
Setelah Syeikh Sanusi, sudah berdiri tegak dihadapan mereka, tiba tiba resi Mahalarang, langsung menubruknya yang di ikuti lainnya.
"Ampunkan kami Dewa Batara Guru. Aku menyesal telah menantang putramu, naga Raja dan naga Bumi. Sudilah kiranya sang Batara memaafkan kami!"
Mendengar ucapan mereka, Syeikh Sanusi, langsung menimpali dengan perkataan tegas! "Aku bukan Batara! Aku bukan Dewa! Aku hamba Allah? Yang maha kasih dan Sayang?"
Mendengar jawaban Syeikh Sanusi, barusan. Resi Mahalarang, langsung menatapnya.
"Ap.....apa...apakah kisanak bukan Dewa?"
"Ya Aku bukan Dewa....Aku manusia sepertimu?" Jelas Syeikh Sanusi.
"Tapi....tap.....tapi....kenapa naga Raja dan naga Bumi, patuh sekali akan ucapanmu. Pasti kisanaka keturunan Punjul dari Batara Guru. Kakek moyangku?" Terang resi Mahalarang? Ingin tahu siapa sesunguhnya Syeikh Sanusi.
"Dengarkan aku wahai rayi Padjajaran. Aku adalah Sanusi, putra dari ahlil baet Baginda Rosululloh SAW, kekasih Dzat pencipta semesta alam. Aku datang kemari hanya ingin memuji kebesaranNya. Namun seiring waktu berjalan. Allah, membawaku kemari dan bertemu dengan naga Raja dan naga Bumi. Ketahuilah kalian! Aku bukan Dewa, aku aku pembawa ajaran kebaikan Islam! "
"Maaf....maa......af....kisanak...tapi ken...kenapa naga Raja dan naga Bumi.....sampai tunduk kepada anda?" Jelas Mahalarang....
"Itu semua karena cinta kasih Islam yang sudah tertanam dalam sanubariku hingga Allah, menaikkan derajatku, tanpa orang lain mampu mengalahkannya"
"Wahai kisanak...sudikah hamba memohon. Jadikan kami muridmu...dan terimalah pengabdianku!"
"Baiklah anak anakku. Sebelum aku jawab keinginanmu. Apakah kalian mau saja ajak untuk menjadi seorang muslim?"
"Mau.....mau...mau kisanak..Asal engkau menerima kami menjadi muridmu"
Dengan penuh tersenyum Syeikh Sanusi, mulai membacakan kalimat Syahadatain.
"Asyhadu anlaa ilaha Illalloh..wa Asyhadu anna Muhammadan Rosululloh". Dan mereka semua dengan penuh khidmat mengikutinya.
Setelah semua masuk islam. Tiba tiba wajah mereka mulai berubah menjadi bersih penuh cahaya. Tatapannya mendadak lembut dan pribadinya seakan ringan tanpa dosa.
"Wahai engkau resi Mahalarang. Mulai sekarang namamu menjadi Ki Pandanarang (tokoh ini yang akhirnya menduduki martabat tertinggi sebagai Ki Gede Semarang)".
"Kamu resi Anom Jaya. Mulai saat ini namamu menjadi Ki Bagus santo( tokoh ini yang akhirnya menduduki martabat tertinggi yang menguasai kota Pekalongan, dengan gelar Ki Raga Sela)"
"Dan kamu Rarangkang Langit Subang. Mulai sekarang namamu berganti menjadi Gentar Bumi (tokoh ini yang akhirnya menjadi orang no-1 dan menguasai semua bangsa lelembut. Beliau pada masanya menjadi penguasa pelabuhan Ratu)"
Bersambung

by. H. Idris al yatimi 

HAEKAL GOA GUNUNG MUJAROB

HAEKAL GOA MUJAROB NAGA RAJA

LOUNCHING KEILMUAN HAEKAL GOA MUJARROB NAGA RAJA dan NAGA BUMI. Maha suci Allah atas keagungan ilmuNya, solawat serta salam kam...