Minggu, 02 September 2018

Sejarah Naga Raja dan Naga Bumi (Bag-25)


Waktu terus berjalan dan semakin hari Goa Mujarrob, mulai dikenal sebagian masyarakat luas, sebagai padepokan ilmu beraliran islam. Banyak dari pejabat Padjajaran, mulai bergabung dan masuk ke agama mulia. Namun tidak sedikit pula yang yang membencinya. Mereka beranggapan bahwa dengan adanya agama islam (baru). Agama nenek moyang mereka akan tergerus habis.
Kisah goa Mujarrob, dan ajaran islam, kian ditentang di era Prabu Ciung Wanara, para putra sang Prabu, yang bernama pangeran Lingga Meong, pangeran Lingga Wastu, pangeran Lingga Wesi dan sebawahnya Prabu Susuk Tunggal, mereka merasa sangat terganggu dengan adanya perjalanan syiar islam yang dianut oleh Syeikh Sanusi.
Agama Hindu, yang turun temurun sudah menjadi kepercayaan mereka, kini mulai terpecah dengan adanya agama Islam yang semakin hari kian pesat. Maka para putra raja, mengutus beberapa teleksandi dan para resi serta jawara saki untuk mencari kelemahan agama islam itu sendiri. Mereka ditugaskan untuk menjadi bagian dari para santri agar tahu betul titik kelemahannya.
Namun...kisah teleksandi dan Jawara Sakti yang ditugaskan keluarga istana, tidak membawa hasil yang di inginkan. Malah sebaliknya, mereka kini menjadi bagian dari murid Syiekh Sanusi itu sendiri.
Penasaran dengan sosok Syeikh Sanusi, yang mampu menaklukkan hati para teleksandi pilihannya, pangeran Lingga Meong, akhirnya menyamar dan mendatangi tempat tersebut. Beliau sama sekali tidak bisa dikenali oleh anak buahnya dan kini sang pangeran mulai hidup bercampur bawur dengan rakyat jelata dalam naungan Syeikh Sanusi.
Kisah penyamaran pangeran Lingga Meong, baru terungkap setelah 1 tahun lamanya ia tidak pernah kunjung pulang ke istana sehingga keluarga Padjajaran, secara resmi datang menengoknya.
Melihat kedatangan pembesar istana Padjajaran, Syeikh Sanusi, dan santri lain, sangat menghormatinya sehingga Prabu Ciung Wanara, terketuk hati, untuk mengangkat Syeikh Sanusi, menjadi kepercayaannya. Namun sayang... Syeikh Sanusi, menolaknya dan beliau secara halus hanya ingin mengajarkan ilmu keagamaan kepada siapapun yang membutuhkannya.
Kisah penolakan Syeikh Sanusi, menjadi buntut panjang. Para Rakeh dan Pembesar istana lain, merasa tersinggung dengan sikapnya sehingga mereka tanpa sepengetahuan sang Prabu Ciung Wanara, mulai menyerangnya.
Malam itu para komandan perang dan pembesar istana lain, dengan dibantukan 700 pasukan inti. Mulai merangkak masuk ke areal Goa Mujarrob. 300 pasukan berkuda memimpin didepan, sedangkan 200 pasukan panah, merayap dari sudut kiri dan 200 pasukan inti, mulai menyergap dari arah Belakang
.
Bersambung

Jadilah paranormal dengan wasilah Haekal goa Mujarrob.

by. H. idris al yatimi 

HAEKAL GOA GUNUNG MUJAROB

HAEKAL GOA MUJAROB NAGA RAJA

LOUNCHING KEILMUAN HAEKAL GOA MUJARROB NAGA RAJA dan NAGA BUMI. Maha suci Allah atas keagungan ilmuNya, solawat serta salam kam...