Sejarah...

Naga Raja dan Naga Bumi (Bag- 10)

Ribuan anak panah sakti milik sanghyang Japuro, mulai melewati tapal batas kota Tasik. Gemuruh suara laksana halilintar kian terdengar hebat. Goncangan tanah semakin terasa. Melihat gejolak ini naga Raja dan naga Bumi, yang sedang mendalami tapa brata, langsung terbangun dan mulai melesat keluar dari mulut goa guna melihat apa yang terjadi diluar sana.

Betapa terkejutnya kedua naga ini saat matanya menatap jauh diatas langit. Ribuan cahaya laksana kilat membara, mulai menukik tajam dan menyerangnya. Tahu dirinya sedang diserang. Tak ayal naga Raja dan naga Bumi, mulai memekikkan suara yang sangat keras hingga semua burung yang berada di dalam hutan, terbangun dan langsung beterbangan tanpa arah.

Pekikan naga Raja dan naga Bumi, sampai terdengar diseluruh areal kota Tasik, hingga tidak ada satupun dari penduduk yang berani keluar rumah. Mereka sangat ketakutan dengan fenomena alam yang sedang melanda kependudukan masyarakat Pasundan.

Hampir sebagian rumah mereka terbakar habis dan seluruh tanah mulai amblas masuk kedalam. Semua ini tak lain akibat kesaktian anak panah Kalamisani yang membawa hawa sangat panas laksana bara halilintar.

Dengan kecepatan yang luar biasa, kedua naga kakak beradik ini langsung melesat keatas. Sayapnya mulai dikepakkan dan sejurus kemudian, tubuhnya mulai berubah menjadi seonggok keris pemberian sang Batara Guru.

Dua pusaka naga Raja dan naga Bumi, mulai membesar dan memancarkan kilauan cahaya terang benderang berwarna kuning ke emasan. Keduanya yang sudah berubah wujud menjadi dua keris sakti, langsung berputar laksana gasing, menahan ribuan anak panah sakti milik sanghyang Japuro.

Langit kota Tasik, kini laksana neraka. Merah menyala dan membakar apapun yang berada di sekitarnya.

"Wuuussss.....wuuuuuussss.....wuussasss"

Kedua pusaka mulai beradu diatas sana hingga letupan keras semakin terdengar memekakkan telinga. Tanah dan goa Istana, mulai amblas ke dalam dan hutan Serta bebukit

by. H. Idris al yatimi