Senin, 03 September 2018

MENGULAS KEILMUAN SODO LANANG


Dalam memahami ilmu tua, para Dewa jauh jauh sudah memulai mengemban amanat kesaktian laksana para nabi yang di utus dimuka bumi. Pada masa itu Allah, menciptakan makhluk seperti halnya kita, namun masih memakai hukum bangsa Tauhidiyyah. Dimana para Dewa atau ummat yang kini disebut dengan istilah pewayangan, terjadi setelah kurunnya nabi Nuh As. Atau tepatnya dibawah masa Tsamud- A'ad- Aosh- Sam- nabi Nuh As, dan berjalan selama kurun 1400 tahun lamanya atau sampai hancurnya kependudukan Purwacarita akibat perang saudara antara Kurawa dan Pandawa. Sebagian ahli sejarah menyebutkan, masa pewayangan terjadi setelah kurun Nabi Tsit lewat Anfus, dan sebelum Allah menciptakan nabi Nuh As.
Pada masa pewayangan Allah, memberikan waktu yang cukup lama sekitar 1400 tahun lamanya atau sampai hancurnya peradaban manusia lewat perang Bratayuda antara Pandawa dan Kurawa. Masa masa itu disebut zaman Adli, dimana para Dewa, kedudukannya mirip seperti para Nabi/Waliyulloh (sebagai pembawa risalah kebaikan buat seluruh ummat di dunia) atau disebut pula sebagai zaman kekosongan (tidak ada utusan/belum diciptakan nabi penerus).
Silsilah pewayangan terjadi dari keturunan Anfus (jalur Nabi Tsit As) lewat, R. Nur Cahya ismaya atau Batara Semar, lewat beberapa keturunannya yang bernama Sanghyang Nurrasa, Sanghyang Wenang, Sanghyang Tengil, Sanghyang Tunggal dan Batara Guru hingga sampai zaman akhir mereka (Pandawa Kurawa) melalui Raden Manuwasa- Raden Sutupo- Raden Sekutrem- Raden Pulosoro- Raden Habiyoso- Raden Pandu Dewanata Astina- Raden Arjhuna dan seketurunannya.
Kisah keilmuan legendaris di zaman pewayangan dan hanya bisa dimiliki oleh para Dewa, kala itu, disebut Kalimasada atau Ilmu Syahadat Tunggal, Asyhadu anla ilaha illalloh. Atau yang biasa disebut dengan istilah Syahadat Selembar (satu kalimat tanpa membawa nama baginda Rosululloh). Sebab pada masa itu Rosululloh SAW, belum lahir ke muka bumi sebagai utusan terakhirNya. Dan diwujudkan berbentuk kitab dan anak panah serta payung paling sakti yang menjadi pusaka andalan kerajaan Amarta.
Kisah terlahirnya Jamas Kalimasodo, berawal dari kecongcakkan Prabu Kalimantara, yang ingin mengalahkan kesaktian para Dewa. Dengan dibantukan Sarotama dan Ardadedali, menaiki se ekor burung sakti bernama Garuda Banatara, alam khayangan mulai dihancurkan olehnya. Melihat kesaktian prabu Kalimantara, Batara Guru, mulai cemas dan meminta bantuan Dewa Satrukem di alam pertapaan Sapta Arga.
Lewat kesaktian Dewa Satrukem, ketiga tokoh dan tunggangannya akhirnya bisa dikalahkan. Prabu Kalimantara binasa ditangan sang Dewa, dan ngahyang dengan berubah wujud menjadi sebuah kitab. Sarotama dan Ardadedali, berubah wujud masing masing menjadi anak panah dan Garuda Banatara berubah wujud menjadi bentuk payung Tunggul Naga.
Dari kisah kejadian ini ke 4 pusaka sakti tadi akhirnya diwariskan secara turun temurun hingga jatuh pada Prabu Abyasa, yang melahirkan para tokoh sakti Pandawa Lima.
Sebagai kitab yang diburu keberadaannya oleh para Kurawa, ternyata kalimasodo, bagian ilmu Tauhid yang mengajarkan kekuasan Allah, lewat lampah laku kekuatan basic bathin sebagai wasilah mendekatkan diri hamba kepada Allah dengan jalan Samedi (ibadah).
Dari kitab Kalimasodo melahirkan basic bathin yang sempurna yang disebut ilmu sodo lanang. (Lelaki/manusia yang menjadi paku bumi/manusia yang mempunya kekuasaan muthlak).
Keilmuan sodo lanang, mulai menjadi incaran para pertapa sakti hingga turun temurun sampai ke cicit paling akhir (keluarga Prabu Lailajan Galuh) yang menurunkan semua putranya menjadi Raja Jawa. Dizaman walisongo, keilmuan Sodo lanang, hanya dimiliki oleh satu orang (dari jalur Waliyulloh) yang masih satu trah dengan silsilah para Dewa, yaitu Mbah Kuwu Cakra Buana atau Pangeran Walangsungsang bin Prabu Siliwangi.
Dari kisah Mbah Kuwu Cakra Buana, ilmu Sodo lanang, akhirnya diserat secara versi islam dengan nama Syahadat Putih atau Syahadat Cirebon atau Syahadat Selembar. Dengan alasan sudah memasuki wilayah agama rohmatan lil alamin, yaitu, ajaran islam yang dibawa baginda Muhammad Rosulloh SAW.
Bersambung.

by. H. Idris al yatimi

HAEKAL GOA GUNUNG MUJAROB

HAEKAL GOA MUJAROB NAGA RAJA

LOUNCHING KEILMUAN HAEKAL GOA MUJARROB NAGA RAJA dan NAGA BUMI. Maha suci Allah atas keagungan ilmuNya, solawat serta salam kam...