Mendedah Pusaka Melati tumpuk, pemberian Dewi Lanjar.
Penulis : H. Idris Al Yatimi
Kisah di dapatnya pusaka ini sudah sangat lama dan tetap tersimpan dengan baik di tempat kholwatku. Tidak seperti pusaka lain, ada beberapa pusaka yang sejak awal saya dapatkan, sengaja tidak ku berikan warangka atau gagang (alamiyyah bilahannya saja). Semua ini saya lakukan karena ada pesan khusus yang kuterima saat penyerahan pusaka tersebut, Untuk jelasnya, saya akan menceritakan seputar perjalanan awal mendapatkan pusaka melati tumpuk.
Pada tahun 2000 yang lalu, dimana saat itu saya lagi semangat semangatnya menjalankan tirakat puasa lepas (tidak makan, minum dan tidur), tepatnya di makbaroh Syeikh Jambu Karang, Purwokerto Jawa Tengah. Malam itu sampai 3X, saya bermimpi di datangi seorang ibu ibu berparas sangat cantik. Beliau memakai kerudung burkat putih yang hanya disampirkan ke rambutnya dan berpakaian seperti seorang bangsawan istana.
Di dalam mimpiku 3x berturut turut, perempuan tadi menyebutkan namanya "Siti Khodijah" Asal daerah Slamaran, dan seolah olah dalam mimpiku saat itu, beliau datang selama beberapa hari menemuiku.
Pada awalnya mimpiku tidak saya hiraukan dan malam itu saya melanjutkan kembali tidurku, namun saya terbangun kembali karena mimpi yang sama hingga semalam 3X aku bermimpi didatangi olehnya.
Pagi harinya tanpa terduga, juru kuncen makam, datang dan berbincang bincang denganku. Disela obrolannya beliau bertanya:
"Sudah dapat bisyaroh belum?" tanyanya.
Aku jawab cuek....."Cuma sekedar mimpi Mbah? didatangi Siti Khodijah"
Lalu beliau bertanya kembali seputar perjalanan mimpiku dan saya jawab apa adanya dari awal hingga akhir. Rupannya beliau menyimak secara seksama cerita mimpiku hingga beberapa kali menghelai nafas panjang. Melihat beliau terdiam, saya balik bertanya.
"Ada apa Mbah.....Sepertinya ada sesuatu yang aneh dengan mimpiku?"
Mendengar pertanyaanku, beliau menatapku tajam tajam dan setelah itu berkata:
"Kamu sangat beruntung" jelasnya. Dan sebelum aku bertanya karena penasaran dengan jawabannya, beliau lebih dulu melanjutkannya.
"Tujuh hari yang lalu, saya kedatangan tamu, beliau menitipkan sebilah keris untuk diserahkan kepada Sapta Jaya. Lalu saya bertanya kepadanya, siapa Sapta Jaya itu? Beliau hanya menjawab. Orang yang memimpikanku 3x berturut turut dalam satu malam. Sejak saat itu saya selalu bertanya kepada siapa saja yang tirakat disini, barangkali salah satu dari mereka ada yang bernama Sapta Jaya. Namun dari peziarah yang saya tanya tidak satupun yang beranama tersebut. Makanya hari ini saya bertanya kepadamu. Mungkin Sapta Jaya, itu hanya syimbol belaka, tapi kenyataannya engkaulah yang bermimpi 3X dalam satu malam" jelas juru Kuncen.
Mendengar ulasan juru kuncen tadi, saya hanya bisa diam, karena waktu itu saya sendiri masih bingung, Siapa sebenarnya Siti Khodijah dan apa kaitannya dengan Sapta Jaya, lalu untuk apa pusaka yang dititipkannya ke juru kuncen? perjalanan ini membuatku saki kepala.
Setelah selesainya tirakat di Syeikh Jambu Karang, tepatnya sehabis sholat isya, saya langsung mendatangi rumah juru kuncen, untuk pamitan pulang. Namun beliau mencegahnya. Malam itu beliau minta padaku untuk semalam saja tidur dirumahnya. Dengan terpaksa saya mengikuti keinginannya.
Rupannya malam itu juru kuncen tadi banyak cerita seputar mimpiku 4 hari yang lalu, bahwa, Siti Khodijah, menurut cerita beliau adalah Dewi Lanjar. Dan Sapta Jaya, adalah gelarku yang diberikan olehnya. Lalu malam itu juga bilahan keris Melati Tumpuk, yang dititipkan kepadanya, diserahkan kepadaku.
"Titip keris ini,,,,dan jangan diberi warangka atau gagang, cukup sewaktu waktu bilahannya diberi minyak wangi dan sesudahnya dibungkus kain putih. Sering seringlah bertawassul kepadanya, Insya Allah, para ahli istana laut Utara, akan membantumu dalam kemudahan. Insya Allah, suatu hari nanti keris ini akan menemukan jodohnya, yaitu Mustika Mani Gajah. Jadikanlah satu wadah, insya Allah untuk ikhtiar apapaun akan dimudahka oleh Allah" jelasnya.
Benar saja apa yang di ucapan juru kuncen makam Syeikh jambu Karang. Setelah 4 tahun berlalu, tepatnya tahun 2004, saya kedatangan tamu wanita, yang mengaku sebagai suruhan Dewi Lanjar, memberikan Mustika Mani Gajah.
Fainsya Allah, kedua pusaka dan mustika ini besok saya lelangkan buat rutnitas anak yatiman. Bagiku beramal kepada anak yatim lebih utama dari benda yang kami miliki.
Salam hormat Tarjamatul Ilmi